Pergeseran iklim karena dampak elnino (kekeringan panjang akibat perubahan iklim) mengakibatkan kemarau panjang. Muratara setidaknya dilanda kemarau selama 4 bulan sejak bulan Juli.
Efek kemarau paling dirasakan oleh petani yang hendak bercocok tanam di Bulan September. Banyak bibit yang telah disemai sebelum tanam pada akhirnya tumbuh tidak normal bahkan mati. Efek kemarau juga dirasakan oleh semua warga karena sumur-sumur mengering. Sejumlah besar warga pun akhirnya turun ke sungai, membeli air dan membuat sumur bor.
Di awal November, hujan mulai turun. Turunnya hujan juga berdampak hilangnya kabut asap yang berbarengan dengan musim kemarau.
Hujan turun pada pagi ini ketika bulan akan mati pic.twitter.com/Bej6hwgSIw
— Musi Rawas Utara (@muratara_id) November 5, 2015
Hujan kembali turun setelah 5 malam bulan mati pic.twitter.com/5yGZlRPmLS
— Musi Rawas Utara (@muratara_id) November 16, 2015
No comments:
Post a Comment